JAKARTA, KOMPAS.com - Akibat mahalnya harga kedelai, perajin tempe dan tahu di Jakarta mogok, sejak kemarin, Rabu (25/7/2012) hingga Jumat besok. Pemprov DKI telah mengirim surat kepada pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Perdagangan, agar bisa menindaklanjuti permasalahan tersebut.
"Saya sudah mengirim surat kepada Kementerian Perdagangan, dan dinyatakan ini masalah impor kedelai," kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, usai bersilaturahmi dengan warga Jl Tambak RT 02/06 Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/7/2012).
Fauzi mengungkapkan, meroketnya harga kedelai lebih disebabkan produksi kedelai dari Amerika Serikat mengalami penurunan. Akibatnya, harga kedelai yang masuk ke Indonesia melambung. Menurutnya, masalah ini sendiri sedang ditangani oleh pemerintah pusat, dan kenaikan harga kedelai ini tidak hanya terjadi di Jakarta, namun juga secara nasional.
Fauzi Bowo juga menyayangkan aksi mogok produksi yang dilakukan perajin tahu tempe di wilayah ibukota. Sebab, aksi mogok itu berdampak pada hilangnya tahu dan tempe di pasaran beberapa hari terakhir ini.
Sekjen Himpunan Perajin Tahu Tempe Indonesia (Hipertindo) DKI Jakarta, Johan Fadil mengungkapkan, aksi mogok produksi tahu tempe ini sebagai bentuk protes terhadap pemerintah yang tidak segera mengambil sikap atas kelangkaan bahan baku kedelai dan melonjaknya harga kedelai.
"Akibat kenaikan harga kedelai, perajin menjadi kesulitan untuk mendapatkan keuntungan," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan pengrajin tahu dan tempe di Jakarta tidak akan memproduksi tempe selama tiga hari, dimulai hari ini Rabu kemarin hingga Jumat besok. Para produsen tempe mogok karena harga kedelai dipasaran semakin melonjak juga sekaligus pernyataan sikap para pengrajin tempe agar pemerintah campur tangan dalam mengendalikan harga kedelai yang semakin melonjak.
Editor :
Pepih Nugraha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar