Sabtu, 17 Maret 2012

KALBAR KONDUSIF

 
Gubernur Larang Kerahkan Massa
 
Sabtu, 17 Maret 2012 09:14 WIB
|
20120316GLH_KONFERENSI_PERS_GUBERNUR_3.jpg
GALIH NOFRIO NANDA
Gubernur, Cornelis Berjabat Tangan dengan para Pejabat Lainnya usai pertemuan
  Gubernur Kalbar, Drs Cornelis MH, memastikan tidak akan ada pergerakan masyarakat Dayak yang berasal dari wilayah pedalaman Kalbar, terkait ketegangan yang sempat terjadi antara dua kelompok massa di Kota Pontianak pada Rabu (14/3) dan Kamis (15/3/2012).

Penegasan tersebut disampaikan Gubernur Cornelis ketika menggelar konferensi pers di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Jumat (16/3/2012).

Acara itu dihadiri Kapolda Brigjen Pol Unggung Cahyono, Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Erwin Hudawi Lubis, Kajati Kalbar Jasman Panjaitan, anggota DPR Carolin Margret Natasha, Wakil Gubernur Kalbar, dan para Panglima Komando  Utama.

Pernyataan Cornelis untuk menyikapi ketegangan yang terjadi antara dua kelompok massa, pemuda dan mahasiswa Dayak serta massa pro-FPI, Rabu dan Kamis. Massa kedua pihak sempat turun ke jalan. Aparat keamanan bahkan sempat melepaskan beberapa kali tembakan peringatan untuk menghalau massa dan mencegah terjadinya bentrokan, seperti di Jl Pahlawan.

"Saya memang sempat mendengar bahwa ada sekian ribu warga dari pedalaman Kalbar hendak datang ke Pontianak dengan membawa senjata tajam dan berbagai jenis senjata lainya," kata Cornelis.

"Tapi, saya pastikan, hal tersebut tidak benar adanya, semuanya dalam kondisi aman sehingga masyarakat Pontianak tidak perlu khawatir," ujarnya.

Cornelis menjamin Kalbar aman. Untuk itu, ia memminta seluruh jajaran pemerintah sampai ketua RT, jangan ada yang menjadi provokator.

Cornelis juga membantah bahwa isu yang beredar, yang menyatakandirinya dan Wagub Christiandy Sanjaya mengungsi terkait insiden itu. "Isu yang beredar, Pendopo Gubernur dan Rumah Betang Panjang sudah dibakar, itu semua bohong," ujarnya.

Sementara Kapolda Brigjen Pol Unggung Cahyono menyatakan sudah memerintahkan Polres Kota Pontianak melakukan penyelidikan mengungkap siapa pelaku penganiayaan dalam insiden Rabu dan Kamis lalu.

Polda Kalbar mendapat bantuan sebanyak empat satuan setingkat kompi (SSK) Brimob dari Mabes Polri, terdiri dari Pelopor Brimob Bogor dan Brimob Polda Jawa Tengah untuk  menjaga keamanan di Kota Pontianak dan sekitarnya.

Polda juga menyebarkan sebanyak 1.500 lembar selebaran imbauan yang isinya meminta masyarakat Kalbar tidak mudah terprovokasi.

Pangdam Erwin Hudawi Lubis menyatakan, TNI bersiap membantu apa yang dilakukan oleh kepolisian dan pemerintah, khususnya dengan menyampaikan informasi-informasi yang diperlukan.

"TNI juga sudah menyiapkan personil untuk membantu pengamanan yang dilakukan aparat kepolisian. Dalam upaya pembinaan teritorial yang juga menjadi tugas pihak TNI, kita juga membantu kepolisian dilaksanakan mediasi antar kelompok yang ada di wilayah ini," katanya.

Libur Dua Hari

Sementara itu, Pemkot Pontianak meliburkan aktivitas belajar mengajar mulai dari SD hingga SMA/sederajat selama dua hari, Jumat dan Sabtu ini.
Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, mengatakan, diliburkannya sekolah di Kota Pontianak untuk menyikapi situasi terakhir agar tidak ada kecemasan dari orangtua dan anak-anak.
Dia mendapat laporan, ada sebagian orangtua yang merasa waswas dan tidak mau membawa anaknya ke sekolah. Karena itulah, dibuat keputusan untuk sekalian meliburkan anak sekolah.

"Apabila ada yang ulangan, dapat menyesuaikan saja," katanya.
Midji membuat keputusan itu pada Kamis malam pukul 23.00, dan langsung dikoordinasikan dengan pihak sekolah pada Jumat pagi. Pihak sekolah yang kemudian mengoordinasikannya dengan orangtua siswa.

Pada Jumat pagi, puluhan siswa yang sempat berangkat ke  sekolah mengenakan seragam pramuka, seperti yang terlihat di Jl Panglima Aim, Pontinak Timur, terpaksa harus kembali ke rumah.

Irfan (11), satu di antara siswa SDN di Jl Panglima Aim, megatakan, ada beberapa guru yang memberitahukan bahwa sekolah diliburkan.  Sekolah terpadu Al-Azhar juga meliburkan siswa-siwinya. Mauluddin, Kepala Sekolah Al-Azhar, mengatakan, Jumat pagi dewan guru mengadakan rapat internal mengenai keputusan libur itu. Siswa pun diminta kembali ke rumahnya.

Waka Kesiswaan SD Al-Azhar, Siti Marfuah, mengatakan siswa diliburkan juga berkaitan dengan ujian tengah semester (UTS) pada Senin mendatang. Untuk menyiapkan ujian itu, murid-murid perlu belajar di rumahnya beberapa hari sebelum UTS dilaksanakan.

Kabid Humas Polda Kalbar, AKBP Mukson Munandar, secara terpisah mengatakan, mengatakan peliburan sekolah ini dilakukan bukan karena kondisi Pontianak. Namun, karena para orangtua murid di beberapa sekolah khawatir dengan anak-anaknya.

"Banyak ibu-ibu mengeluh menanyakan 'bagaimana anak saya, Pak'. Bukan berarti keamanan di sini tidak terjamin ya. Cuma memikirkan kekhawatiran orangtua saja," jelasnya.

Rugi Miliaran

Dampak dari kondisi Kota Pontianak yang sempat memanas selama dua hari, Rabu dan Kamis, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Pontianak, Andreas Acui Simanjaya, mengaku kerugian yang dialami kalangan usaha mencapai miliaran rupiah.

"Roda ekonomi jelas terganggu. Kemarin banyak kantor dan  perusahaan yang tutup awal. Tadi pagi Pasar Flamboyan jam sembilan sudah sepi dan banyak pedagang merugi," ujar Acui kepada Tribunpontianak.co.id, Jumat (16/3/2012).

"Untuk jangka panjang juga akan mempengaruhi jalur distribusi ke daerah pedalaman. Kerugian akibat kejadian dan ketidakpastian situasi dalam dua hari ini mencapai miliaran rupiah dari kalangan usaha," bebernya.

Sektretaris Association of the Indonesia Tours and Travel (Asita, asosiasi biro perjalanan wisata) Kalbar, Suparwan, mengatakan dampak dari kejadian tersebut sangat dirasakan dan mempengaruhi kalangan bisnis. Ini terutama pada pengusaha kecil, seperti penjual makan dan pedagang kaki lima serta buruh harian.

"Kalau kami sebagai pengusaha travel, saat ini belum terlalu merasakan dampak ekonominya. Karena warga masyarakat yang datang dan pergi baik Kalbar maupun luar Kalbar lancar-lancar saja," ungkapnya.

Pengusaha travel, Lukas Gunawan, owner Duta Travel, mengaku tidak begitu berpengaruh aktivitas bisnisnya. "Kalau dampak ekonomi untuk saat ini sih mungkin belum begitu terasa. Tapi, kalau berkelanjutan, ekonomi kita akan rugi," katanya.

Saat ini, kata Lukas, permintan tiket pesawat tetap tinggi. Apalagi, sudah masuk musim sembahyang kubur, harga tiket sedang mahal.

Pantauan Tribun di beberapa sudut kota, Jumat, aktivitas bisnis berjalan normal, meski masih ada beberapa toko memilih tidak menjalankan usahanya dan sebagian memilih tutup lebih awal dari waktu biasanya.

Di antaranya, di Pasar Sudirman atau Nusa Indah, beberapa toko  tidak beroperasi. Demikian juga di Jl Tanjungpura, Gajah Mada, dan sekitarnya. Sedangkan di Pasar Flamboyan, beberapa toko juga tidak beroperasi serta sebagian tutup lebih awal.

Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, meminta pelaku ekonomi di Kota Pontianak untuk tidak takut menjalankan usahanya terkait dengan adanya kejadian keributan sekelompok massa beberapa
hari ini.

Silaturahmi Tokoh

Sejumlah tokoh masyarakat mengadakan silaturahmi di Mapolda Kalbar, Jumat. Selain Kapolda Unggung Cahyono, hadir pula Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Erwin Hudawi Lubis, Sekda Kalbar M Zeet Assovie, Wali Kota Pontianak Sutarmidji, Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan.

Selain itu, hadir Bupati Melawi yang juga Ketua Umum Pemuda Melayu Kalbar Firman Muntaco, Ketua Majelis Raja Nusantara Kalbar Gusti Suryansyah, Ketua MABM Kalbar Chairil Effendy, Sekretaris umum DAD Ibrahim Banson, Ketua FKUB Kalbar Khaitami Salim, dan sejumlah tokoh lainnya.

Dalam perteman tersebut, Plh Rektor Untan, AB Tandililing, mengungkapkan bahwa suasana kampus aman-aman saja, maka dari itu tidak diambil langkah meliburkan. Jikalah situasi agak gawat, baru diliburkan.

Ketua MABM Kalbar, Chairil Effendy, mengajak para tokoh bersatu padu. "Jangan kita berbohong, dan kemudian kita mengipas-ngipas ke bawah. Bertulus hati, harus dengan ikhlas," katanya.

Sekretaris umum DAD, Ibrahim Banson, mendesak aparat keamanan untuk segera menangkap pelaku penganiayaan terhadap Sartono, Tatang Sanjaya, dan Cris. "Masyarakat adat Dayak berharap pelaku ditangkap dan serahkan ke proses  hukum," tegasnya.

Pada Jumat sore, seluruh pengurus dan anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalbar bertemu di ruang Pascasarjana STAIN Pontianak.
FKUB menghasilkan sejumlah pernyataan, dibacakan oleh Pinandita Ir Putu Duva Bandem MMA. Pertama, meminta dan mengimbau semua pihak yang terlibat dalam ketegangan agar segera dihentikan, demi keselamatan, kedamaian, kerukunan hidup umat beragama, masyarakat etnik,  kelangsungan hidup dan masa depan anak cucu dan keturunan kita bersama.

Kedua, meminta dan menghimbau semua pihak untuk saling menghormati keberadaan agama-agama, organisasi keagamaan, organiasi paguyuban etnik apapun yang sah secara hukum dan  sudah ada serta tumbuh di negeri ini secara baik, sepanjang tidak melakukan tindakan-tindakan provokatif, anarkis, dan melanggar hukum. 

Ketiga, meminta dan mengimbau semua pihak agar tidak terjebak pada kepentingan politik tertentu yang bermaksud memanfaatkan konflik-ketegangan ini dengan mengorbankan kepentingan yang lebih besar.

Editor : Jamadin

ISSUE RUSUH PONTIANAK

Jumat, 16 Maret 2012 22:35 WIB
 
 
LINTAS-ETNIS.jpg

Tokoh Lintas Etnis Kalbar menggelar rapat untuk mencapai kata sepakat menjaga perdamaian Kalbar, ketika Kota Pontianak digunjing ketegangan antar-kelompok massa, Kamis (15/03/2012).


Situasi Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, Jumat (16/3/2012), kondusif. Selama dua hari sebelumnya sempat terjadi kesalahpahaman antara kelompok mahasiswa Dayak dan organisasi kemasyarakatan tertentu sehingga timbul ketegangan sosial.

Kesepakatan dicapai kelompok etnis dan tokoh masyarakat, dalam dialog yang dipimpin Kepala Kepolisian Daerah Kalbar Brigadir Jenderal (Pol) Unggung Cahyono, Jumat siang.

Unggung didampingi, antara lain, Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen E Hudawi Lubis, Kepala Kejaksaan Tinggi Kalbar Djasman Panjaitan, Sekretaris Daerah Kalbar M Zeet Hamdy Assovie, dan Wali Kota Pontianak Sutarmidji.

Kepala Bidang Humas Polda Kalbar, Ajun Komisaris Besar Mukson Munandar, mengatakan, dalam dialog di Polda Kalbar itu, para pihak sepakat untuk mengakhiri kesalahpahaman.

"Semua kelompok etnis sepakat tak mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. Semuanya sepakat, konflik diakhiri pada Jumat ini," kata Mukson.

Dia menambahkan, mahasiswa Dayak dan anggota organisasi kemasyarakatan tertentu sempat berdebat di Jalan KH Wahid Hasyim, terkait pemasangan spanduk di Asrama Pangsuma, Rabu sore. Setelah kedua pihak dilerai polisi dan suasana Pontianak aman, suasana kembali memanas pada hari Kamis.

Pemerintah Kota Pontianak meliburkan sekolah pada Jumat ini. Agar situasi cepat kondusif, anak-anak sekolah lebih baik libur dulu. "Kita berharap Pontianak aman," kata Wali Kota Pontianak Sutarmidji.

Pertokoan juga kembali buka dan lalu lintas mulai lancar. Ketua Forum Cinta Damai, Hermayani Putera, meminta semua pihak menguatkan modal sosial di Kalbar. "Mari pelihara kerukunan antaretnis dan antaragama. Kita terus bangun toleransi," tambahnya. (*)

Editor : Bowo
Sumber : Kompas.com
Flag Counter