Jumat, 02 April 2010

Tunggak Belian


Pedhogol kayu belian bekas tiang pancang sebuah bangunan di Pontianak, masih terlihat kokoh dan tak lapuk dimakan usia

Aloe vera

 
Aloe vera adalah tumbuhan atau tanaman yang sudah digunakan berabad-abad lamanya untuk berbagai macam tujuan. Sejak 4.000 tahun yang lalu, Aloe vera telah dikenal khasiatnya karena didalam daunnya mengandung bermacam-macam nutrisi. Pada tahun 333 SM di Yunani, Aloe vera dikenal sebagai tanaman untuk mengobati berbagai macam penyakit, demikian juga di China, orang menyebutnya sebagai tanaman suci. Aloe vera sebenarnya berasal dari kepulauan Canari, Afrika Utara. Di Kota Pontianak Aloe vera dikenal dengan sebutan Lidah Buaya. Pada tahun 1990 tanaman Lidah Buaya mulai dibudidayakan. Aloe vera Center didirikan pada tahun 2002. Ditempat ini bisa dilihat bagaimana pembudidayaan Aloe vera dibuat menjadi tepung dan berbagai jenis makanan seperti dodol, minuman dan berbagai jenis sajian lainnya. Nutrisi yang terkandung pada Aloe vera dapat digunakan sebagai pencegah berbagai macam penyakit, menjaga kebugaran seksual, perawatan kulit dan kosmetik. Berbagai macam makanan dan minuman hasil olahan Aloe vera banyak tersedia ditoko-toko dan pusat perbelanjaan di Kota Pontianak.





Masjid Jami' Pontianak

 

Tidak jauh dari letak Keraton Kadriah berdiri " Mesjid Jami' " adalah salah satu masjid besar peninggalan masa Kesultanan Pontianak. Lokasinya berada dipinggiran sungai Kapuas yang indah dan asli, walaupun struktur dari masjid jami' tersebut telah mengalami rekontruksi. Setiap tiba waktu shalat wajib seolah-olah Kayu Belian yang masih ada didalam masjid turut bergema oleh suara Adzan, Selama hari raya Islam masjid ini menjadi pusat ibadah bagi masyarakat. Masjid jami' dapat dijangkau dengan menggunakan perahu sampan dari pelabuhan Seng Hie atau dengan kendaraan melewati jembatan Kapuas.










Keraton Kadriah Pontianak


Tempat Wisata Kalimantan Barat yang ingin saya tunjukan adalah Keraton Kadriah. Keraton Kadriah adalah Keraton Pontianak yang pada tempo doeloe dijadikan pusat Pemerintahan Kerajaan Pontianak, Struktur bangunan dari kayu yang kokoh, didirikan oleh Sultan Syarief Abdurachman Alqadri pada tahun 1771. Keraton ini memberikan daya tarik khusus bagi para pengunjung dengan banyaknya artefak atau benda benda bersejarah seperti beragam perhiasan yang digunakan secara turun temurun sejak jaman dahulu. Disamping itu koleksi Tahta, meriam, benda-benda kuno, barang pecah belah, dan foto keluarga, yang telah mulai pudar menggambarkan masa lalu, terdapat mimbar yang terbuat dari kayu serta ada pula cermin antik dari Perancis yang berada di Aula utama yang oleh masyarakat setempat sering disebut " KACA SERIBU ". Sultan juga meninggalkan harta benda pusaka dan benda-benda warisan lainnya kepada anggota keluarga yang masih ada, untuk dipelihara dan dirawat. Keraton Kadriah yang berada di daerah Kampung Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur ini dapat dicapai dalam waktu kurang dari 15 menit dari pusat kota Pontianak.

Digulis


Tonggak bambu runcing itu melambangkan tentang Tokoh Pahlawan dari Pontianak yang ikut berperang melawan penjajah pada saat perang kemerdekaan di kawasan Digul
yang kemudian terkenal dengan perang Digul.
Flag Counter