Kamis, 20 Mei 2010

Selamat Para Pemimpin, Rakyatnya Makmur Terjamin....

Petikan dari lagu kuno yang biasa dilantunkan pada saat Hari Raya. Maksudnya memberikan selamat kepada pemimpin, supaya jangan sampai menyeleweng. Ya selamat dari petaka, selamat dari neraka, selamat dari kejahatan, selamat dari korupsi (maling duit rakyat), kolusi (kesepakatan jahat terselubung), dan nepotisme (mendahulukan keluarganya dalam memilih pejabat), dan lain-lain.

Mungkin saja yang terpilih bukan bupati idamannya, tetapi tetap harus dihargai sebagai seorang pemimpin. Sayang engkau bukanlah yang terbaik untukku, begitu pula denganku, aku bukan yang terbaik menjadi rakyatmu. Tapi engkau adalah bupati yang paling tepat untuk memimpin yang terbaik bagi daerah kita.

Alasan kenapa seseorang tak pernah meraih cita-citanya adalah karena dia tak mendefinisikannya, tak mempelajarinya, dan tak pernah serius berkeyakinan bahwa cita-citanya itu dapat dicapai.

Kita memiliki tiga harta. Jaga dan peliharalah: cinta yang dalam, kesederhanaan, ketidakberanian memenangkan dunia. Dengan cinta yang dalam, seseorang akan jadi pemberani. Dengan kesederhanaan, seseorang akan menjadi dermawan. Dengan ketidakberanian memenangkan dunia, seseorang akan menjadi pemimpin dunia.

Kepada para pemimpin, Anda harus melakukan sesuatu yang Anda pikir tak akan bisa Anda lakukan. Keyakinan merupakan suatu pengetahuan di dalam hati, jauh tak terjangkau oleh bukti.

Orang yang terlalu sibuk sangat jarang bisa mengubah pendapatnya. Kepada pemimpin hargailah aspirasi masyarakat (Asmara), walaupun sibuk mengurus pemerintahan.

Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang bupati miliki, bukan pula berasal dari siapa diri bupati, atau apa yang bupati kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran bupati itu sendiri.

Sakit dalam perjuangan itu hanya sementara. Bisa jadi Anda rasakan dalam semenit, sejam, sehari, atau setahun. Namun jika menyerah, rasa sakit itu akan terasa selamanya.

Suatu pekerjaan yang paling tak kunjung bisa diselesaikan adalah pekerjaan yang tak kunjung pernah dimulai. Hidup manusia penuh dengan bahaya, tetapi justru di situlah letak daya tariknya.

Orang termiskin yang aku ketahui adalah orang yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan apa-apa kecuali uang. Realitas selalu lebih konservatif daripada ideologi. Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh. Kesempatan bupati untuk sukses di setiap kondisi selalu dapat diukur oleh seberapa besar kepercayaan bupati pada diri sendiri, ketika memimpin rakyatnya. Pikiran bupati bagaikan api yang perlu dinyalakan, bukan bejana yang menanti untuk diisi. ***

Selasa, 18 Mei 2010

<!-- Facebook Like Badge START --><div style="width: 100%;"><div style="background: #3B5998;padding: 5px;"><img src="http://www.facebook.com/images/fb_logo_small.png" alt="Facebook"/><img src="http://badge.facebook.com/badge/26983497294.100000703765560.1793295001.png" alt="" width="0" height="0"/></div><div style="background: #EDEFF4;display: block;border-right: 1px solid #D8DFEA;border-bottom: 1px solid #D8DFEA;border-left: 1px solid #D8DFEA;margin: 0px;padding: 0px 0px 5px 0px;"><div style="background: #EDEFF4;display: block;padding: 5px;"><table cellspacing="0" cellpadding="0" border="0"><tr><td valign="top"><img src="http://www.facebook.com/images/icons/fbpage.gif" alt=""/></td><td valign="top"><p style="color: #808080;font-family: verdana;font-size: 11px;margin: 0px 0px 0px 0px;padding: 0px 8px 0px 8px;"><a href="http://www.facebook.com/people/Almujib-Priono/100000703765560" title="Almujib Priono" target="_TOP" style="color: #3B5998;font-family: verdana;font-size: 11px;font-weight: normal;margin: 0px;padding: 0px 0px 0px 0px;text-decoration: none;">Almujib Priono</a> menyukai</p></td></tr></table></div><div style="background: #FFFFFF;clear: both;display: block;margin: 0px;overflow: hidden;padding: 5px;"><table cellspacing="0" cellpadding="0" border="0"><tr><td valign="middle"><a href="http://www.facebook.com/rhomairama" title="Rhoma Irama" target="_TOP" style="border: 0px;color: #3B5998;font-family: verdana;font-size: 12px;font-weight: bold;margin: 0px;padding: 0px;text-decoration: none;"><img src="http://www.facebook.com/profile/pic.php?oid=AAAAAwAgACAAAAALk8KlnFhaUyxJ8zBHN2sxd9AgoJpZL5ezioAMcNrViJb-LOyV4aitW_WKoXBN3CjfXvdNbZ9sT2KUsVBdFMgesJDzFSnKYZ0-H36bWCtlG1AIkZDrqjmgSfUmmp_6fHd-&size=square" style="border: 0px;margin: 0px;padding: 0px;" alt="Rhoma Irama"/></a></td><td valign="middle" style="padding: 0px 8px 0px 8px;"><a href="http://www.facebook.com/rhomairama" title="Rhoma Irama" target="_TOP" style="border: 0px;color: #3B5998;font-family: verdana;font-size: 12px;font-weight: bold;margin: 0px;padding: 0px;text-decoration: none;">Rhoma Irama</a></td></tr></table></div></div><div style="display: block;float: right;margin: 0px;padding: 4px 0px 0px 0px;"><a href="http://www.facebook.com/facebook-widgets/likebadges.php" title="Buat Lencana Suka Anda" target="_TOP" style="color: #3B5998;font-family: verdana;font-size: 11px;font-weight: none;margin: 0px;padding: 0px;text-decoration: none;">Buat Lencana Suka Anda</a></div></div><!-- Facebook Like Badge END -->

Sabtu, 15 Mei 2010

JALAN LINTAS UTARA rusak berat

Sabtu, 15 Mei 2010.

Kondisi jalan lintas utara yang rusak berat. (FOTO Kholil Yahya/ Equator copyright Almujibpriono)
LINTAS UTARA. Kondisi sebagian ruas jalan lintas utara benar-benar memprihatinkan. Puluhan lubang besar dan kecil menganga hampir di sepanjang jalan tersebut. Kubangan lumpur layaknya bubur tumpah di tengah jalan. Sejumlah foto dokumen KPUD Kapuas Hulu memperlihatkan kondisi hancurnya jalan Negara tersebut sudah sangat memprihatinkan.

Pihak KPUD menuturkan pihaknya sangat kesulitan pada saat mendistribusikan logistik ke lima kecamatan perbatasan. Tampak sejumlah gambar menunjukkan kondisi jalan yang sudah tak berbentuk lagi. Tiada aspal yang terlihat, hanya kubangan tanah dan lumpur di tengah lubang. Air bercampur lumpur berwarna kecoklatan juga tergenang di dalam lubang.

Tidak hanya kendaraan roda empat saja yang kesulitan melintas. Kendaraan roda dua seperti sepeda motor pun mesti berjuang ekstra. Seperti yang dialami langsung Anggota KPUD Kapuas Hulu, Yohanes Janting SPd. Kendaraan jenis trail yang digunakannya juga harus terbenam di tengah lumpur sebelum bisa melintas. “Lumpur bercampur tanah melekat hingga ban sulit berputar baik. Perlu kerja perjuangan ekstra untuk menaklukkan jalan rusak itu,” ungkap Janting.

Sejumlah kendaraan roda empat juga tampak di sejumlah foto ekstra keras keluar dari lubang. Bus pengangkut logistik pemilu beberapa kali mesti ditarik kendaraan bergardan ganda. Bahkan proses menarik bus juga dibantu tenaga manusia yang bahu membahu untuk mengeluarkan kendaraan yang terjebak. Berbagai peralatan, mulai dari palu, cangkul, linggis dan tali sleng digunakan untuk memperlancar proses mengeluarkan kendaraan.

“Hanya mobil bergardan ganda yang sedikit lebih mudah melintas. Kalau yang lain dipastikan terjebak,” tambah Janting.

Hancurnya ruas jalan Negara Lintas Utara sudah bukan cerita baru lagi. Beberapa kali jalan penghubung kawasan perbatasan itu mengalami kerusakan. Hanya saja, proses perbaikan yang selalu terkesan lambat. Saat jalan sudah mengalami kehancuran luar biasa, baru kemudian ada antisipasi.

“Padahal, masyarakat di perbatasan sangat tergantung jalan negara lintas utara itu. Tidak hanya untuk akses manusia namun juga untuk distribusi kebutuhan pokok,” ungkap anggota DPRD Kapuas Hulu, Pilipus Piyan, SE MM.

Ditambahkan Piyan, selama ini perjuangan untuk meningkatkan jalan Negara lintas utara itu sudah pernah dilakukan legislatif dan eksekutif. Namun belum bisa membuat jalan tersebut menjadi baik seperti jalan Negara lintas selatan.  Dukungan dari pemerintah pusat yang belum maksimal dalam penganggaran mengingat status jalan itu adalah jalan Negara.

“Pernah digelontorkan dana dari APBD untuk perbaikan. Tapi itu dianggap tidak tepat. Makanya kita berharap, pemerintah pusat mendengarkan dan merealisasikan apa yang kita aspirasikan dan perjuangkan. Ini semua untuk masyarakat perbatasan,” tambah Piyan.

Sementara itu, Camat Badau, Drs Achmad Salafudin mengatakan, akibat jalan rusak, proses pelayanan kepada masyarakat juga menjadi terhambat. Terutama pelayanan kesehatan masyarakat di kawasan perbatasan. “Kalau ada yang sakit dan mesti dirujuk ke Putussibau kemudian menjadi masalah. Tidak dibawa sakitnya semakin parah. Hendak dibawa jalan sudah kayak bubur begitu,” kata Achmad.

Selain itu, koordinasi pemerintahan kecamatan baik ke kabupaten maupun ke desa-desa juga menjadi terhambat. Petugas yang hendak turun ke desa-desa atau ke ibu kota kabupaten harus berjuang ekstra menaklukkan jalan yang rusak. Belum lagi di sejumlah titik dikatakan Achmad kondisi jembatan juga rusak.

“Pokoknya jalan rusak menghambat semuanya. Kita berharap ada langkah antisipasi segera. Sehingga akses masyarakat bisa kembali lancar,” tandas Achmad.

Ketua Komisi C DPRD Kapuas Hulu, Drs Joni Kamiso, mengatakan tidak akan berhenti memperjuangkan memuluskan jalan Negara lintas utara.

Dikatakan Joni, dirinya akan mendorong rekan-rekan di legislatif untuk bersama berjuang untuk perbaikan ke pemerintah pusat. “Kalau memang harus kita lakukan kembali seperti beberapa tahun lalu, maka kita akan galang kembali kekuatan,” tegas Joni. (lil)

Senin, 10 Mei 2010

TOKEK RAKSASA DARI NUNUKAN

Wow! Tokek Raksasa Laku Rp 179 Miliar



Gile cakep banget nih Tokek.... gw ngebayangin kalo pas bunyi tokeknya gimana ya? Satu kecamatan kedengeran kali ya?

NUNUKAN-KALTIM — Luar biasa! Seekor tokek raksasa seberat 64 kilogram yang ditemukan di perbatasan Nunukan-Malaysia di Kalakbakan akhirnya terjual 64 juta ringgit Malaysia atau setara Rp 179,2 miliar (kurs Rp 2.800).

"Tokeknya sudah dijual dengan harga RM 1 juta per kilogramnya," kata Arbin, yang sempat mengabadikan gambar tokek tersebut saat dihubungi melalui telepon selulernya di Malaysia.

Sejak Harian Tribun Kaltim (Kompas Gramedia Grup) memberitakan penemuan tokek itu, telepon di kantor redaksi ataupun wartawan secara bergantian dihubungi para pengusaha yang mengaku ingin membeli tokek tersebut.

Karena itulah, wartawan Tribun Kaltim di Nunukan menghubungi Arbin yang berada di Tawau, Malaysia, untuk melihat kembali tokek yang berada di Kalakbakan itu. Setelah dicek lagi ternyata sudah dibeli oleh orang Indonesia.

"Tokeknya dibeli orang Indonesia kemudian dibawa keluar negeri, kalau tidak salah ke China," kata Arbin. Walau sudah terjual, masih banyak penelepon yang mengejar pembeli tokek tersebut untuk dibeli lagi dengan harga yang lebih mahal.

Tidak banyak informasi yang didapatkan Arbin mengenai transaksi tersebut sebab sang pemilik tokek juga sudah berangkat ke Kuala Lumpur. "Saya sudah mencoba mencari informasi siapa yang membeli, namun tidak ada yang tahu. Orang-orang sana cuma menyebutkan ada orang dari Indonesia yang membeli," ujarnya. (noe)

Minggu, 09 Mei 2010

PELAMPONG disisi lain sebagai pengais rejeki

Pria Tunanetra Ini Ngamen Sistem Shif
 
 
 
 
DIENSYA N
Pengamen tunanetra di pelabuhan feri Kota Pontianak, Minggu.
 
PONTIANAK, TRIBUN - Sudah hampir 20 tahun, Mantong (50) meraup rezeki dari hasil mengamen di pelabuhan penyebrangan kapal feri (pelampong) Pontianak. Pria tunanetra ini menyandarkan hidupnya dengan berbekal perlengkapan karaoke rakitannya sendiri.

"Ini pake aki jadi bisa nyala. Saya tinggal karaoke saja, kan ada kasetnya," kata Mantong saat ditemui Tribun, Minggu (9/5/10).

Untuk membantunya selama mengamen, Mantong dibantu seorang bocah laki-laki yang diakuinya cucunya.

"Kalau hari Minggu gini kan dia ndak sekolah. Bisa buat nemenin saya ngamen," jelasnya sembari terus memegang pundak cucunya.

Selama mengamen, pria berpeci ini mengaku menggunakan shift. Kebetulan, saat ditemui Mantong kebagian shift siang.

"Saya baru turun juga nih. Kalau pagi ada teman saya yang ngamen juga. Hasilnya ndak tentu Dek, namanya orang ngamen. Macam sedekah lah, seikhlasnya," tuturnya.

Mantong dan cucunya mengamen menghibur warga yang hendak menyebrang ke arah Siantan.

PELAMPONG alat transportasi Kota Pontianak

“Pelampong” Masih Jadi Transportasi Pilihan 
 
 
 
 
 
DIENSYA N
Kapal feri, transportasi penyeberangan dalam Kota Pontianak, yang dalam bahasa setempat populer disebut "pelampong".
 
PONTIANAK, TRIBUN - Penyeberangan dalam kota dengan kapal feri, ternyata masih menjadi alternatif transportasi yang dipilih warga Kota Pontianak. Terbukti, setiap kali menyeberang, kapal feri selalu penuh, mulai penumpang orang, kendaraan roda dua, hingga truk.

"Saya tinggal di belakang pasar Puring situ. Biasanya kalau mau ke mal (Matahari Mal Pontianak) lebih enak pakai pelampong (feri-red). Tak jauh mutarnya," ungkap seorang penumpang, Risti (29) kepada Tribun, Minggu (9/5/10).

Risti yang saat ditemui bersama teman wanitanya ini mengaku baru saja berbelanja di Matahari Mal Pontianak.

"Kalau pakai motor sama kawan gini kan bayarnya hanya Rp 4.000. Kalau jalan lewat jembatan tol kan selain boros bensin juga malas, hari mau hujan gini. Naik pelampong paling tunggu sebentar kan di dalam ndak kehujanan," ujar dia.

Ada 13 jenis tarif yang dikenakan di kapal feri ini. Di antaranya, penumpang orang dikenakan tarif Rp 1.400, sepeda Rp 1.900, motor Rp 3.300 (tanpa boncengan) dan Rp 3.900 (berboncengan), roda 3 Rp 6.300, mobil Rp 12.600 (tanpa penumpang) dan Rp 15.200 (berpenumpang),  sedangkan truk Rp 18.300 (tanpa muatan) dan Rp 22.000 (bermuatan).

TRAUMA @YUNITA ABABIL

Kamis, 06 Mei 2010

BISNIS Burung.




 
Lie Lie, 41 tahun, tekuni bisnis burung kicau yang telah dilakoninya selama dua tahun mampu memberikan kehidupan yang layak bagi keluarganya. (FOTO Julianus Ratno/ Equator)
Oleh : Julianus Ratno

PONTIANAK. Bagi penghobi dan peternak burung akhir-akhir ini, harga jual dan beli burung-burung kicau tertentu cukup menguntungkan. Ini menunjukkan dunia burung kembali bergairah.

Dunia burung tidak pernah murung. Selalu bergairah. Apalagi jika disemarakkan dengan tren burung. Misalkan, dalam satu bulannya, perlombaan burung diselenggarakan berkali-kali di banyak tempat.

Bisnis inilah yang saat ini sedang digeluti Lie Lie, 41. Bagi dia, bisnis burung kicau yang telah dilakoninya selama dua tahun mampu memberikan kehidupan yang layak bagi keluarganya.

“Bisnis yang saya jalankan ini berawal dari modal Rp 3 juta yang hanya mampu untuk membeli belasan ekor burung. Lama-kelamaan tempat usahanya mulai dilirik para pemain burung yang membeli, sehingga sampai saat ini usaha tersebut makin berkembang,” ungkap ibu dua anak ini dijumpai EQUATOR di tempat usahanya di Jalan Sei Raya Dalam, persis di samping Mapolda Kalbar.

Berdasarkan informasi yang diperolehnya dari relasi, Lie Lie menilai bisnis burung kicau, sebagai komoditas jual-beli memberikan efektivitas sasaran penjualan yang cepat dan praktis hemat tempat.

Efektivitas penghematan tempat, menurutnya memiliki keuntungan bila dibandingkan dengan beternak jenis unggas lain. Beternak unggas cenderung menjadikan lingkungan kotor. Terlebih apabila daerah peternakan kurang menunjang.

Sementara, lanjut Lie Lie, beternak burung tidak menjadikan lokasi peternakan sebagai kawasan kumuh. Beternak burung cukup ramah lingkungan dan tidak mengganggu kebersihan.

Bisnis yang dilakukannya hanya untuk keluarga. Uang hasil menjual burung hanya untuk membahagiakan keluarga, menyekolahkan anak, dan agar dapat hidup sejahtera. Untuk itulah, bisnis ini dijalani dengan tekun, jujur, dan memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan. “Saya memiliki prinsip jangan berbohong, memegang omongan, dan tidak mengambil untug besar. Dengan begitu, pelanggan akan ramai berbelanja di sini,” yakinnya.

Dalam memberikan pelayanan kepada tiap orang yang datang ke tempat usahanya, dia tidak mau membedakan pelayanan, sehingga pelanggan yang datang cukup banyak tiap hari. “Terkadang ada yang datang untuk curhat, membeli makanan burung atau voer dan ada yang hanya melihat-lihat. Semuanya kita layanani sama,” ujar Lie Lie.

Dengan begitu, katanya, orang akan semakin dekat.  Mereka akan percaya dengan barang yang akan dijual sesuai kondisi burung. “Jika sudah berkicau, dikatakan sudah berkicau, jika jantan, dikatakan jantan dan lainnya,” ucapnya.

Menurut Sugeng, selaku pemain lama dalam dunia burung, banyaknya selera permintaan burung rata-rata telah matang, berusia 1-2 tahun. Perawatannya pun mudah, bila pun sakit, burung cenderung hanya terkena flu.

Manisnya bisnis burung ini mendorong Lie Lie memilih beternak burung sebagai pilihan wirausaha yang sedang dirintisnya. Menurutnya, beternak burung kenari cukup menguntungkan, apabila jika ditinjau dari kenaikan harganya. “Penjualan burung dengan cara membeli burung dari pulau Jawa seperti Solo,” ungkapnya.

Dia menambahkan, bisnis burung harus memiliki keahlian dan keuletan dalam melihat karakteristik burung peliharaan. Dengan begitu, burung yang akan diboyong pembeli akan mapan dan andal.

Karena itu, dia mengatakan, pembeli hendaknya tidak melakukan hal-hal yang aneh terhadap burung di luar kebiasaan burung tersebut. Karena, ketika dibeli, burung yang kondisi gacor atau berkicau, setelah sampai ke rumah akan macet karena stres. (jul)

























































Selasa, 04 Mei 2010

Shabu shabu di Entikong

Senin, 03 Mei 2010 , 08:03:00

SABU : Petugas Bea Cukai Entikong memperlihatkan barang di dalam tas yang mencurigakan, Hasil pemeriksaan terungkap sabu kristal seberat 4 Kg, Foto Agus Alfian/Kapuas Post
ENTIKONG--Petugas Bea Cukai Pos Pelayanan Lintas Batas (PPLB) Entikong berhasil menggagalkan penyelundupan sabu seberat 4 Kg atau senilai Rp6 miliar dari Sarawak, Malaysia ke Pontianak, Kalbar pada Minggu (2/5) pukul 09.00 WIB. Barang bukti berupa kristal sabu dan tersangka Erita Elisabet (36) kini diamankan. Badan Narkotika Nasional (BNN) melansir harga pasaran sabu kristal saat ini Rp1,5 juta per gram. Petugas Bea Cukai Entikong Dudung menjelaskan pengungkapan penyelundupan sabu ini berawal dari pemeriksaan rutin terhadap barang bawan penumpang bus antarnegara. Pada saat itu situasi cukup ramai. Sejumlah bus antri menunggu giliran untuk pemeriksaan. Begitu juga dengan para penumpang. Barang bawaan dilakukan pemeriksaan dengan Sinar X.

“Saat itu salah satu tas yang dibawa penumpang Bus Bintang Jaya jurusan Kuching-Pontianak terlihat mencurigakan saat dilakukan pemeriksaan dengan Sinar X,” jelas Dudung kepada Kapuas Post (Pontianak Post Group). Gambar di layar monitor petugas memperlihatkan barang berwarna orange kehijauan di dalam sebuah tas.Petugas bea cukai yang berada di tempat pemeriksaan X-ray langsung melakukan pengeledahan. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ternyata isi bungkusan di dalam tas penumpang tadi berupa kristal sabu seberat 4 Kg. Saat itu petugas kesulitan mencari pemilik tas. Karena banyaknya penumpang dan antrian untuk memeriksakan barang bawaan.

Petugas kemudian berkoordinasi dengan pihak berwajib dan petugas Bus Bintang Jaya. Akhirnya pemilik tas diketahui bernama Erita Elisabet (36). Dia tak dapat menyangkal lagi ketiga petugas memperlihatkan tas miliknya. Erita langsung diamankan. Wanita kelahiran 27 April 1974 di Lamongan, Jawa Timur ini berdomisili di Jakarta Selatan. Saat ini tersangka terus diperiksa secara intensif guna menguak kepemilikan barang haram tersebut. Dudung menjelaskan penggagalan sabu seberat 4 kg itu kali pertama dilakukan petugas Bea Cukai Entikong. “Ini semua berkat kesigapan petugas yang ada di lapangan dalam melakukan pengawasan dan mencegah barang terlarang masuk melalui perbatasan,” tegasnya. Dengan adanya percobaan penyeludupan sabu tersebut, pintu kedatangan menjadi ramai baik petugas ICQ maupun penumpang. Sedangkan arus keberangkatan dan kedatangan tatap berjalan normal. Hanya saja setiap kendaraan yang melintas baik kendaraan umum antar negara maupun pribadi mendapatkan pemeriksaan menyeluruh oleh pihak Bea Cukai. Sampai berita ini diturunkan tersangka masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut.(ags)

Minggu, 02 Mei 2010

Miliaran Pajak Daerah Menguap

Jum'at, 30 April 2010 , 05:22:00

 
Dana yang terhimpun dari Samsat Corner Pontianak diharapkan tidak digelapkan. (Dokumen JPNN)
Sektor pajak sangat rentan digerogoti. Dispenda Kalbar tengah disorot, menyusul temuan BPK atas penyimpangan upah pungut pajak. Siapa bertanggungjawab?

PONTIANAK. Kejanggalan pengelolaan dana pajak di  Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kalbar tercium Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Kalbar. Pada 2008 diketahui terdapat separuh lebih dari upah pemungutan pajak sebesar Rp 18,9 miliar, diduga dikorupsi.
“Yang terindikasi korupsi sekitar Rp 9 miliar lebih,” ujar Drs Mudjijono, Kepala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Kalbar didampingi Sigit, Kasubag Humas BPK Perwakilan Kalbar kepada Equator, Kamis (29/4).

Berdasarkan perhitungan, biaya penggunaan upah pungut pajak itu terbagi dalam beberapa item temuan meliputi penggunaan biaya upah pemungutan pajak yang digunakan untuk pinjaman, pembayaran honor pegawai pemungut pajak yang ganda, serta penggunaan untuk aparat provinsi yang tidak didukung bukti sah.
Selain itu, untuk honorarium dan bantuan khusus kepada aparat Dispenda, kegiatan operasional, bantuan perorangan, serta bantuan organisasi. “Semuanya terindikasi merugikan keuangan Negara,” kata pria berkacamata itu.

Terungkapnya dugaan penyelewengan biaya pemungutan pajak daerah ini berawal dari audit regular yang dilakukan BPK Perwakilan Kalbar terhadap laporan keuangan Pemprov Kalbar tahun 2008. Terhadap laporan keuangan yang diserahkan pertengahan tahun 2009 lalu itu, BPK Perwakilan Kalbar memberi predikat Disclaimer Opinion (DO) alias tidak menyatakan pendapat.

Penyebab DO, BPK menemukan sejumlah penggunaan keuangan Pemprov Kalbar yang bermasalah. Temuan itu ada yang mencakup penggunaan keuangan di sejumlah Struktur Kerja Perangkat Daerah (SKPD), termasuk Dispenda, serta penggunaan keuangan untuk kepentingan sosial, seperti Bantuan Sosial (Bansos).

Terhadap temuan biaya pemungutan pajak di Dispenda ini, BPK Perwakilan Kalbar sudah melakukan audit lanjutan dengan sebutan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT). Saat ini hasil PDTT sudah dibuat resumenya oleh BPK Perwakilan Kalbar. Hasil resume sedang diperdalam BPK Pusat untuk selanjutnya diserahkan ke aparat penegak hukum.

“Kita belum mengetahui secara persis kapan BPK Pusat akan menyerahkannya ke aparat hukum. Yang jelas hasil audit itu sudah kita serahkan ke BPK Pusat,” pungkas Mudjijono.

Ketua Komisi A DPRD Kalbar bidang Hukum dan Pemerintahan, H Retno Pramudya SH berjanji akan menindaklanjuti temuan BPK ini. “Kita akan koordinasi dengan Komisi B (bidang Perekonomian) untuk menjadwalkan rapat gabungan dengan Dispenda,” kata Retno kepada Equator, tadi malam.

Selain mengadakan pertemuan, Retno juga meminta agar aparat hukum di daerah, baik Kejaksaan maupun Kepolisian tidak tutup mata terhadap persoalan tersebut. “Jika memang ada indikasi korupsi, Polda dan Kejaksaan harus bertindak. Segera lakukan penyelidikan,” tukas politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut.

Kepala Dispenda Kalbar, Drs Darwin Muhammad yang dikonfirmasi terpisah mengaku sudah mengetahui temuan tersebut. Namun ia terkesan enggan mengarahkan temuan itu dengan perilaku korupsi.

Menurut Darwin, temuan itu berada pada sektor penerimaan pajak dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). “Sesuai aturan, dari target penerimaan pajak (Rp 18,9 miliar) kita berhak mengelola biaya upah pungut sebesar 5 persen,” kata Darwin.

Dalam pengelolaan tersebut, jelas Darwin, pihaknya berpegang pada Surat Keputusan (SK) Mendagri nomor 35 Tahun 2002 tentang Pengaturan Biaya Upah Pungut Pajak Daerah. Atas dasar itu, ada sejumlah biaya pungutan pajak yang mereka pinjamkan di lingkungan internal Dispenda.

“Karena ada pinjaman yang belum dikembalikan dalam satu tahun anggaran, maka menjadi temuan BPK. Tapi dari beberapa pinjaman, sudah ada yang dikembalikan. Sementara yang belum mengembalikan juga sudah kita surati,” bebernya.

Terkait pembayaran honor petugas pemungut pajak yang terkesan ganda, Darwin menegaskan, itu terjadi karena adanya penerbitan SK untuk pegawai tertentu. “Misalnya kita buat SK untuk panitia satu kegiatan, ternyata ini juga menjadi temuan BPK,” kata Darwin mencontohkan.

Pengamat Ekonomi Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP), Syafarani Daniel SE MM yakin indikasi korupsi dalam pengelolaan biaya pemungutan pajak di Dispenda ini tidak akan memengaruhi animo masyarakat Kalbar membayar pajak.

“Saya pikir tidak akan memengaruhi animo masyarakat bayar pajak. Di tingkat nasional banyak kasus pajak yang terungkap, tapi animo masyarakat bayar pajak tetap tinggi,” kata mantan anggota Komisi B DPRD Kalbar periode 2004-2009 ini membandingkan. (bdu)

Pungutan Pajak Daerah
1 Digunakan untuk pinjaman Rp 1,9 miliar
2 Pembayaran honor pemungut petugas pajak yang bersifat ganda Rp 183 juta
3 Digunakan untuk aparat provinsi yang tidak jelas peruntukannya dan tidak didukung bukti yang sah Rp 1,3 miliar
4 Untuk honorarium dan bantuan khusus kepada aparat Dispenda Rp 154 juta
5 Keperluan kegiatan operasional Dispenda yang tidak didukung bukti sah Rp 3 miliar.
6 Bantuan kepada perorangan Rp 2,8 miliar
7 Bantuan untuk organisasi Rp 260,8 juta
Sumber BPK Perwakilan Kalbar 








Jum'at, 30 April 2010 , 05:22:00

LPG meledak

Sabtu, 01 Mei 2010 , 05:31:00

Sekitar 22 rumah di RT 7 RW 5 Jalan Tanjung Hilir Gang Bersama Pontianak Timur dilahap api, Jumat (30/04) siang. (FOTO Syamsul Arifin)
PONTIANAK. Sekitar 22 rumah warga RT 7 RW 5 Jalan Tanjung Hilir Gang Bersama Pontianak Timur dilahap api, Jumat (30/04) sekitar pukul 13.30. Awal kebakaran diduga akibat ledakan tabung gas elpiji 3 kg dari rumah milik Yandra yang sedang ditinggal penghuninya.

Menurut salah seorang korban yang rumahnya terbakar, M Amin, api mulai muncul dari rumah Yandra dan semakin membesar karena menyambar tabung gas 3 kg hingga melululantakan rumah tersebut.

Api kemudian merembet ke rumah Amin hingga menghabiskan 9 rumah kontrakan miliknya dan terus membesar ke rumah warga lainnya. Amin berteriak minta tolong kepada warga yang berada di depan rumahnya untuk membantu memadamkan api yang semakin membesar.

Tetapi kemampuan warga sangat terbatas untuk memadamkan api yang semakin menjadi-jadi. Warga hanya bisa mengamankan barang-barang sebisanya. Termasuk rumah lainnya di sekitar lokasi yang belum terbakar, dengan cepat mengeluarkan barang-barang karena takut kena giliran.

“Saya kaget melihat dapur sudah berasap. Sempat tertjadi ledakan keras dan api menyembur ke atas. Warga langsung berusaha untuk mematikan api yang berada di tempat Yandra. Tetapi api itu semakin membesar,” ujar Amin.

Tim Posko 7000 anggota Pemadam Kebakaran Bintang Timur di Tanjung Hulu yang melihat asap membumbung dari kejauhan, langsung mengecek ke lokasi. Setengah jam kemudian tim Pemadam Kebakaran Bintang Timur datang untuk memadamkan api yang sudah merembet dan menghabiskan rumah sebanyak 12 pintu kala itu.

Meskipun Pemadam Kebakaran Bintang Timur sudah datang, tetapi pemadam kerepotan karena lokasinya yang sulit dengan jalan masuk yang sempit tak bisa dilewati roda empat. Pemadam kebakaran terus berusaha untuk sampai di lokasi. Api terus membesar sampai merembet kepada rumah yang lain. “Kami sempat kewalahan untuk masuk ke lokasi ini, karena jalan tidak bisa dimasukann mobil, jaraknyapun cukup jauh,” ujar Sanusi Korlap Pemadam kebakaran Bintang Timur.

Akhirnya, tim pemadam kebakaran berinisiatif hanya mesin portable penyemprot air dengan cara menggotongnya. Tiga jam kemudian, api bisa dijinakkan setelah telanjur melumat sebanyak 22 rumah dari 7 pemilik yang sebagian besar dikontrakan kepada Mahasiswa.

 “Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini. Kami masih belum mengetahui penyebabnya, tetapi kami akan melakukan pemeriksaan terhadap pemilik yang mengetahui sumber api,” ujarAKP Ganang Nugroho Widi SIK, Kapolsekta Pontianak Timur. (sul)
Flag Counter